SELAMAT DATANG SAUDARAKU

Kamis, 29 September 2011

SUKSES PERSEPAKBOLAAN MELALUI PROSES PEMBINAAN

Keterpilihan Lionel Messi sebagai Pesepak Bola Terbaik Dunia 2010, mewakili pengakuan terhadap keunggulan sistem pembinaan Akademi La Mesia, sekolah sepak bola Barcelona yang dalam beberapa dekade terakhir telah membuktikan kehebatan proses pembelajarannya. Pengakuan itu menjadi makin lengkap, karena dua nominee lainnya, Xavi Hernandez dan Andres Iniesta berasal dari akademi yang sama, juga dari klub yang identik dengan ideologi sepak bola indahnya, Barcelona FC.

Pengakuan dengan raihan Ballon d’Or itu memang tidak tanggung-tanggung, yang dapat dikonversikan melalui penilaian-penilaian kualitatif para pelatih dunia, di samping capaian kuantitatif atas nama gelar yang dipersembahkan bagi klub atau negaranya. Kita mengakui masih ada nama-nama hebat lainnya seperti Cristiano Ronaldo, Angel di Maria, Mehut Oziel, Steven Gerard, Didier Drogba, Carlos Tevez, Cesc Fabregaz, Robinho, juga nama-nama dari Barcelona: Carles Puyol, dan David Villa.

Xavi dan Iniesta pun tidak bisa dibilang di bawah sang pemenang, bahkan sebelum pengumuman di Zurich, kemarin, keduanya lebih difavoritkan, karena mengakumulasi gelar yang lebih mengkilap ketimbang Messi. Keduanya menjadi ”otak permainan” Barca dan tim nasional Spanyol ketika meraih Piala Dunia 2010, sedangkan Messi hanya mampu mengantar Argentina ke perempat final, malah tak mencetak satu pun gol. Xavi dan Iniesta sama-sama bersinar baik di klub maupun tim nasional.

Messi, yang disebut-sebut sebagai ”titisan” legenda terbesar Argentina, Diego Maradona, mencatat sejarah sebagai pemain pertama yang meraih Ballon d’Or, penyatuan penghargaan Pemain Terbaik Eropa dan Terbaik FIFA — yang tahun lalu juga diperbendaharakannya. Ia menjadi legenda baru Negeri Tango, walaupun Maradona tetap yang terbesar karena sudah membuktikan menjadi pilar tim yang meraih Piala Dunia 1986. Namun kapasitas teknis Messi tetaplah diakui sebagai yang terunggul saat ini.

Xavi dan Iniesta memang bukan tipe pemain yang menonjolkan eksepsionalitas keterampilan individu ala Messi atau Cristiano Ronaldo. Keduanya lebih memerankan diri sebagai dirigen, konduktor dalam orkestrasi tim, baik di Barcelona maupun La Furia Roja. Kejenderalan Xavi diakui sejak terpilih sebagai Pemain Terbaik Euro 2008, sedangkan Iniesta menjadi ”nyawa” Pasukan Matador di Afrika Selatan 2010. Keduanya sama-sama play maker yang bisa menentukan arah permainan tim.

Di luar semua itu, ajang penghargaan ini, selain menunjukkan respek masyarakat sepak bola dunia terhadap produk latihan, kerja keras, dan sikap profesional, juga merupakan bagian dari industri sepak bola yang membutuhkan elemen-elemen magnitude-nya. Lionel Messi adalah salah satu daya pikat dengan kemampuannya yang extra ordinary. Kita mungkin boleh kecewa mengapa bukan Xavi atau Iniesta yang terpilih, tetapi percayalah, dunia pun mengakui kehebatan dua pesepak bola langka itu.
sumber:suara merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar